A. Faktor Utama Pertumbuhan dan
Pembangunan Ekonomi :
- Akumulasi modal, yang meliputi semua bentuk atau jenis investasi baru yang ditanamkan pada tanah, peralatan fisik, dan modal atau sumber daya manusia.
- Pertumbuhan penduduk dan angkatan kerja
- Kemajuan teknologi.
1.Akumulasi Modal
Akumulasi modal (capital
accumulation) terjadi apabila sebagian dari pendapatan ditabung dan
diinvestasikan kembali dengan tujuan memperbesar output dan pendapatan di
kemudian hari. Pengadaan pabrik baru, mesin-mesin, peralatan dan bahan baku
dalam rangka meningkatkan stok modal (capital stock) secara fisik memungkinkan
akan terjadinya peningkatan output di masa-masa mendatang.
Investasi produktif yang bersifat
langsung tersebut harus dilengkapi dengan berbagai investasi penunjang yang
disebut investasi “infrastruktur” ekonomi dan sosial. Contoh: pembangunan
jalan-jalan raya, penyediaan listrik, persediaan air bersih dan perbaikan
sanitasi, pembangunan fasilitas komunikasi, peningkatan kualitas SDM, dsb, yang
kesemuanya itu mutlak dibutuhkan dalam rangka menunjang dan mengintegrasikan
segenap aktivitas ekonomi produktif.
Contoh investasi yang dilakukan oleh
seorang petani sayuran berupa pembelian sebuah traktor baru pasti dapat
meningkatkan produksi sayurannya. Tetapi tanpa fasilitas transportasi (jalan
dan/atau kendaraan) yang memadai guna mengangkut tambahan produksi tersebut ke
pasaran, maka investasi sang petani tersebut tidak akan banyak menambah
produksi pangan nasional
2.Pertumbuhan Penduduk dan Angkatan
Kerja
Pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan
angkatan kerja secara tradisional dianggap sebagai salah satu faktor positif
yang memacu pertumbuhan ekonomi. Jumlah tenaga kerja yang lebih besar berarti
akan menambah jumlah tenaga produktif, sedangkan pertumbuhan penduduk yang
lebih besar berarti ukuran pasar domestiknya lebih besar.
Positif atau negatifnya pertambahan
penduduk bagi upaya pembangunan ekonomi sepenuhnya tergantung pada kemampuan
sistem perekonomian yang bersangkutan untuk menyerap dan secara produktif
memanfaatkan tambahan tenaga kerja tersebut. Kemampuan itu dipengaruhi oleh
tingkat dan jenis akumulasi modal dan tersedianya input atau faktor-faktor
penunjang, seperti kecakapan manajerial dan administrasi.
3.Kemajuan Teknologi
Kemajuan teknologi terbagi
diantaranya menjadi 5 macam, yaitu :
a) Kemajuan teknologi yang bersifat
netral (neutral technological progress)
Terjadi apabila teknologi tersebut
memungkinkan kita mencapai tingkat produksi yang lebih tinggi dengan
menggunakan jumlah dan kombinasi faktor input yang sama. Contoh: pengelompokan
tenaga kerja (semacam spesialisasi) yang dapat mendorong peningkatan output dan
kenaikan konsumsi masyarakat. Ditinjau dari sudut analisis kemungkinan
produksi, perubahan teknologi yang netral, yang dapat melipatgandakan output,
secara konseptual, sama saja artinya teknologi yang mampu melipatgandakan semua
input produktif
b) Kemajuan teknologi yang hemat
tenaga kerja (labor saving technological progress)
Penggunaan teknologi tersebut
memungkinkan kita memperoleh output yang lebih tinggi dari jumlah input tenaga
kerja yang sama. Penggunaan komputer elektronik, mesin tekstil otomatis, bor
listrik berkecepatan tinggi, traktor dan mesin pembajak tanah, dan banyak lagi
jenis mesin serta peralatan modern lainnya, Sebagian besar kemajuan teknologi
pada abad kedua puluh adalah teknologi yang hemat tenaga kerja. Jumlah pekerja
yang dibutuhkan dalam berbagai kegiatan produksi mulai dari pengemasan kacang
sampai dengan pembuatan sepeda dan jembatan, semakin sedikit
c) Kemajuan teknologi yang hemat
modal (capital-saving technological progress)
Di negara-negara Dunia Ketiga yang
berlimpah tenaga kerja tetapi langka modal, kemajuan teknologi hemat modal
merupakan sesuatu yang paling diperlukan. Kemajuan teknologi ini akan
menghasilkan metode produksi padat karya yang lebih efisien (yakni, yang
memerlukan biaya lebih rendah), misalnya mesin pemotong rumput berputar atau
mesin pengayak dengan tenaga tangan, pompa penghembus dengan tenaga kaki dan
penyemprot mekanis di atas punggung untuk pertanian skala kecil.
Pengembangan teknik produksi di
negara-negara berkembang yang murah, efisien dan padat karya (hemat modal)
-atau teknologi tepat guna- merupakan salah satu unsur terpenting dalam
strategi pembangunan jangka panjang yang berorientasi pada perluasan penyediaan
lapangan kerja
d) Kemajuan teknologi yang
meningkatkan pekerja (labor-augmenting technological progress)
Terjadi apabila penerapan teknologi
tersebut mampu meningkatkan mutu atau keterampilan angkatan kerja secara umum.
Misalnya, dengan menggunakan LCD, televisi, dan media komunikasi elektronik
lainnya di dalam kelas, proses belajar bisa lebih lancar sehingga tingkat
penyerapan bahan pelajaran juga menjadi lebih baik
Definisi pertumbuhan ekonomi
(economic growth) suatu negara menurut Prof. Simon Kuznets
“Pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan
kapasitas dalam jangka panjang dari negara yang bersangkutan untuk menyediakan
berbagai barang ekonomi kepada penduduknya. Kenaikan kapasitas itu sendiri
ditentukan atau dimungkinkan oleh adanya kemajuan atau penyesuaian teknologi,
institusional (kelembagaan), dan ideologis terhadap berbagai tuntutan keadaan
yang ada
Ciri proses pertumbuhan ekonomi
Profesor Kuznets :
- Tingkat pertumbuhan output per kapita dan pertumbuhan penduduk yang tinggi.
- Tingkat kenaikan total produktivitas faktor yang tinggi.
- Tingkat transformasi struktural ekonomi yang tinggi.
- Tingkat transformasi sosial dan ideologi yang tinggi.
- Adanya kecenderungan negara-negara yang mulai atau yang sudah maju perekonomiannya untuk berusaha merambah bagian-bagian dunia lainnya sebagai daerah pemasaran dan sumber bahan baku yang baru.
- Terbatasnya penyebaran pertumbuhan ekonomi yang hanya mencapai sekitar sepertiga bagian penduduk dunia
B. Yang mempengaruhi prospek pertumbuhan
ekonomi dan syarat-syarat terlaksananya pembangunan ekonomi modern :
1) Kekayaan sumber daya alam dan
kualitas modal manusia.
Negara-negara Dunia Ketiga dewasa
ini kurang memiliki kekayaan alam apabila dibandingkan dengan negara-negara
maju pada saat pertama kali memulai pembangunan ekonominya. Dahulu, ketika
mereka mulai menggalang kekuatan ekonomi, kekayaan alam mereka masih utuh;
sedangkan kekayaan negara-negara berkembang sudah dirampok atau bahkan habis
diperas oleh kolonialisme.
Di Amerika Latin dan Afrika,
walaupun memiliki sumber daya alam agak banyak, tidak memiliki modal untuk
mengelola dan memanfaatkannya. Modal tersebut tidak akan mudah diperoleh tanpa
mengorbankan sejumlah besar otonomi dan kekuasaan nasional mereka kepada
perusahaan-perusahaan multinasional yang secara teknis dan finansial memang
lebih mampu mengelola sumber-sumber daya itu secara efisien.
Kemampuan suatu negara untuk
mengelola sumber daya alam antara lain tergantung pada kecakapan manajerial dan
kapabilitas teknis penduduknya, serta akses mereka ke pasar serta akses untuk
memperoleh informasi dengan biaya minimal. Dewasa ini, mayoritas penduduk
negara-negara Dunia Ketiga kurang terdidik, kurang pengalaman, dan kurang cakap
apabila dibandingkan dengan penduduk negara-negara yang sekarang maju pada awal
pertumbuhan ekonominya. Akses mereka ke pasar dan sumber informasi pun relatif
sangat terbatas. Menurut ekonom Paul Romer, dewasa ini negara- negara
berkembang “miskin karena penduduknya tidak memiliki akses ke gagasan-gagasan
yang dahulu dimanfaatkan oleh negara-negara yang sekarang maju untuk
menciptakan nilai ekonomis.
2) Tingkat Relatif GNP(Gross
National Product) dan Pendapatan Per Kapita
Lebih dari 70% penduduk
negara-negara Dunia Ketiga harus berusaha keras guna mempertahankan hidupnya
dengan pendapatan yang sangat minimum. Pada saat memulai era pertumbuhan
modern, negara-negara yang sekarang makmur, dalam berbagai aspek ekonomi sudah
jauh lebih maju daripada bagian–bagian dunia lainnya. Mereka dapat mengambil
manfaat dari posisi keuangannya yang kuat untuk memacu kesejahteraannya sendiri
sehingga kian memperlebar kesenjangan pendapatan antara mereka dengan penduduk
negara-negara berkembang. Di saat mereka mengawali proses pertumbuhan ekonomi
modernnya, mereka sudah mempunyai modal dan posisi yang cukup kokoh.
Sebaliknya, negara-negara berkembang dewasa ini memulai proses pertumbuhan
dengan tingkat pendapatan per kapita yang paling rendah menurut skala
internasional.
3) Perbedaan Iklim
Masih memerlukan analisis lebih mendalam
untuk memastikan benar atau tidaknya perbedaan iklim ini termasuk ke dalam
faktor utama yang mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan usaha-usaha
pembangunan. Hampir seluruh negara-negara Dunia Ketiga terletak di daerah yang
beriklim tropis atau subtropis.
Sejarah membuktikan bahwa hampir
setiap negara yang berhasil mengembangkan ekonominya secara modern terletak di
daerah yang beriklim dingin. Salah satu faktor iklim yang secara langsung
mempengaruhi produksi pada umumnya adalah suhu udara yang panas dan lembab di
kebanyakan negara miskin. Suhu yang panas dan lembab itu tidak hanya
menyebabkan perasaan yang kurang enak pada para pekerja, tetapi juga
menggerogoti atau menekan kesehatan, mengurangi keinginan bekerja keras
sehingga pada akhirnya menurunkan tingkat produktivitas dan efisiensi.
4) Jumlah Penduduk, Penyebaran, dan
Pertumbuhannya
Pada saat ini jumlah penduduk
negara-negara Dunia Ketiga, kepadatan dan perkembangannya sangat berbeda dengan
yang ada di negara-negara maju, baik sekarang maupun di masa lampau ketika
mereka mengawasi proses pembangunannya. Pertumbuhan penduduk yang sangat cepat
jelas merupakan kendala. Revolusi industri dan tingkat pertumbuhan ekonomi
jangka panjang yang tinggi mustahil akan dapat dicapai oleh negara-negara yang
sekarang maju apabila mereka juga mengalami laju pertumbuhan penduduk yang
sedemikian cepat dan nyaris tidak terkendali seperti yang terjadi dewasa ini di
negara- negara miskin.
5) Peranan Sejarah Migrasi
Internasional
Jaman dahulu negara-negara yang
sekarang maju merasa bebas berimigrasi ke mana saja belahan bumi ini. Sekarang
mereka sangat membatasi datangnya para imigran ke negara mereka. Terbuka bagi
mereka yang berpendidikan tinggi, sehingga menimbulkan brain drain
6) Rangsangan Pertumbuhan dari
Maraknya Perdagangan Internasional.
Dasar pertukaran atau nilai tukar
perdagangan (terms of trade) negara-negara berkembang selama ini terus
menunjukkan penurunan. Apabila negara-negara berkembang mampu memproduksi
barang-barang tertentu dengan biaya yang lebih rendah daripada negara-negara
maju (misalnya saja, tekstil, pakaian, sepatu, dan beberapa produk manufaktur
ringan) maka negara-negara maju segera mencoba menghambat masuknya barang-
barang tersebut ke negaranya dengan berbagai macam alasan dan cara, yakni mulai
dari pengenaan tarif impor atau bea masuk yang kelewat tinggi, pengenaan aneka
rupa hambatan perdagangan nontarif (nontariff barriers) seperti kuota impor,
sampai dengan penerapan persyaratan kesehatan dan ijin-ijin khusus
7) Kemampuan Melakukan Penelitian
serta Pengembangan IPTEK Dasar
Dalam bidang penelitian serta
pengembangan IPTEK, negara- negara Dunia Ketiga sampai sejauh ini masih berada
dalam posisi yang sama sekali tidak menguntungkan. Hanya negara-negara makmur
yang memiliki surplus kekayaan sajalah yang sanggup melakukannya, mengingat
begitu besarnya biaya yang dibutuhkan. Negara-negara kaya sangat tertarik untuk
mengembangkan produk-produk yang serba canggih, pasar yang seluas-luasnya,
metode produksi dengan teknologi tinggi yang menggunakan banyak input modal dan
manajemen serta pengetahuan yang tinggi, dalam usahanya untuk menghemat tenaga
kerja dan bahan-bahan baku yang langka. Sebaliknya, negara-negara miskin lebih
berkepentingan dengan produk-produk relatif sederhana, menghemat modal, padat
karya dan bisa diproduksi untuk pasar yang terbatas
8) Stabilitas serta Fleksibilitas
Lembaga-lembaga Politik dan Sosial
Sebelum revolusi industri
negara-negara maju merupakan negara yang benar-benar merdeka, sehingga mereka
sepenuhnya mampu menyusun kebijakan nasional mereka sendiri berdasarkan
konsensus umum menuju ke arah “modernisasi”. Kebanyakan negara-negara Dunia
Ketiga dewasa ini merupakan negara atau bangsa yang baru saja memperoleh
kebebasan berpolitik, mereka belum merupakan bangsa yang kokoh, utuh atau
terkonsolidasi, dan tentu saja belum memiliki kemampuan yang memadai untuk
menyusun strategi pembangunan nasionalnya sendiri. Konsep modernisasi pada
hakekatnya merupakan konsep “import” yang masih asing bagi masyarakat
negara-negara Dunia Ketiga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar